Sidang Ini Memutuskan Becak Dihidupkan Kembali di Jakarta

Sidang Ini Memutuskan Becak Dihidupkan Kembali di Jakarta

Tim Pro (Pemerintah)

Becak adalah alat transportasi tradisonal beroda tiga dengan kapasitas minimal dua orang. Sebagaimana yang kita tahu, bahwa becak memiliki peran yang sangat penting sebagai transportasi tradisonal yang apabila kita menaikinya dapat langsung mengembalikan kita ke masa-masa dahulu kota-kota di Indonesia yang masih kental dengan ketradisonalannya. Mosi yang diperdebatkan kali ini berjudul “Sidang Ini Memutuskan Becak Dihidupkan Kembali di Jakarta”. Persoalan ini jelas layak sekali diangkat menjadi tema perdebatan karena tersebar kabar bahwa becak akan kembali dihidupkan lagi di kota Jakarta oleh pemerintah. Hal ini akhirnya banyak sekali menimbulkan argumen-argumen masyarakat yang setuju dan tidak setuju adanya ide dihidupkannya kembali becak di Jakarta. Lantas, sebesar apa peran becak bagi masyarakat Indonesia? Apakah sebegitu pentingnya becak dalam transportasi? Oleh karena itu kami akan menyampaikan beberapa argumen terkait dengan persoalan ini dengan mengambil batasan bahwa becak akan dihidupkan di lingkungan pedesaan yang belum terlalu banyak terkena arus globalisasi dunia.
Seiring berkembangnya zaman, kebutuhan ekonomi di berbagai daerah di Indonesia semakin meningkat, terutama di daerah pedesaan. Hal ini tentu saja menjadi masalah terssendiri bagi para masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan. Maka tidak jarang, mereka yang telah berusia lanjut terpaksa harus bekerja salah satunya dengan berprofesi sebagai tukang becak. Oleh karena itu, becak sangat perlu untuk dihidupkan kembali di Jakarta agar ekonomi-ekonomi di pedesaan meningkat terutama untuk mengurangi kemiskinan.
Gubernur DKI Jakarta menyebutkan bahwa becak masih merupakan kendaraan yang dibutuhkan oleh masyarakat Jakarta. “Ibu-ibu kalau belanja susah naik ojek, naik angkot juga engga ada angkotnya. Sementara buat abang becak, ini untuk ikut sejahtera di kota,? Ujar Anies. Gubernur DKi Jakarta Anies Baswedan  akan memfasilitasi pengendara becak dengan memberikan rute khusus bagi becak agar tidak mengganggu transportasi umum lain mengingat bahwasannya becak sering kali berhenti di sembarang tempat di jalan raya sehingga tidak jarang banyak sekali pengguna jalan yang merasa dirugikan. Hal ini juga tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan, sehingga becak sangat memerlukan jalur tersendiri untuk beroperasi.
Becak tidak hanya ditemukan di Indonesia, di beberapa Negara tedapat becak dan beragam jenisnya. Jenis becak yang biasanya berkembang di Indonesia adalah becak dengan pengemudinya menggunakan sepeda sehingga ramah lingkungan.Tanpa kita sadari, dihidupkannya kembali becak di kota Jakarta, akan mengurangi polusi yang semakin menjadi-jadi di ibukota.
Dengan dihidupkannya kembali becak di Jakarta, wisatawan dan turis asing yang berlibur di Jakarta juga tidak perlu repot-repot mencari jauh-jauh transportasi tradisonal yang unik ini. Wisatawan asing maupun domestik dapat dengan tenang menaiki becak. Hal ini semakin menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia terutama Jakarta dan dapat menjadikan Indonesia terkenal akan beragamnya keunikan yang menyelimuti Indonesia.

Tim Kontra (Oposisi)

Dihidupkannya kembali becak di Ibukota Jakarta akan semakin memperburuk keadaan Jakarta. Sudah menjadi rahasia umum, Jakarta selalu identik dengan kemacetan, upaya pembangunan jalur pribadi untuk becak justru semakin memperburuk kemacetan di Jakarta. Wilayah Jakarta yang sudah terlampau sempit dibandingkan dahulu ditambah dengan pembangunan jalur pribadi untuk becak bisa dibayangkan sendiri bagaimana keadaan lingkup Jakarta kedepannya. Selain itu, pembangunan jalur pribadi untuk becak juga memakan waktu cukup lama sehingga ada peluang becak-becak tersebut beroperasi di jalan raya sembari menunggu pembangunan jalur pribadi khusus becak selesai. Hal ini justru semakin menambah angka kecelakaan di Jakarta akibat becak. Menurut laporan media tahun 2017 termasuk laporan yang dikeluarkan oleh penyedia perangkat GPS tom-Tom, Jakarta dikenal sebagai daerah termasyhur sebagai ibu kota termacet ke-2 di Asia setelah Bangkok bahkan termasuk 10 besar kota termacet di dunia.
Bisa kita amati, saat ini masyarakat Indonesia lebih suka dengan transportasi yang cepat, aman, dan efisien. Contohnya saja banyak dari kita yang lebih memilih ojek atau taksi ketika sedang dalam situasi terburu-buru. Rasanya sangat tidak mungkin bila kita memilih becak. Kecil kemungknan masyarakat Indonesia sekarang memilih becak sebagai alat transportasi mereka. Hal ini juga semakin mendukung pemeliharaan kemiskinan akibat becak dengan semakin menambah jumlah angka penangguran karena sedikitnya penumpang becak. Sehingga penggunaan becak sangat tidak tepat untuk transportasi umum.
Selain itu, becak beraneka ragam jenisnya. Ada yang berupa becak motor, becak sepeda, dsb. Pernyataan tim pro yang menyebutkan bahwa becak yang umum digunakan di Indonesia adalah becak sepeda kurang tepat. Memang benar jika becak yang menggunakan sepeda mengurangi polusi, tapi bagaimana dengan becak yang menggunakan motor, hal ini tidak menutup kemungkinan semakin parahnya udara di Jakarta. Lagipula, ada atau tidaknya becak di Ibukota tidak sama sekali mengurangi polusi udara di Jakarta. Kita bisa lihat saat ini masih saja polusi udara menghiasi langit Jakarta.
Pernyataan tim pro yang mengatakan bahwa becak mengurangi kemiskinan tidak sepenuhnya benar, dimana “transportasi kurang manusiawi” ini secara sudut pandang sosial dan lapangan kerja akan mengurangi rasa bekerja keras bagi tukang becak dan terkesan enggan untuk beralih ke profesi yang lebih produktif dan proaktif. Hal ini sudah sangat jelas bahwa becak bukan mengurangi kemiskinan, naun justru malah memelihara kemiskinan. Seperti kemiskinan mentalitas warga, kemiskinan efektivitas da efisiensi waktu, kemiskinan produktif dan proaktif dalam bekerja yang lebih baik, dsb. Tentu saja hal ini akan semakin menurunkan sumber daya manusia di Indonesia yang jika berkelanjutan maka Indonesia tidak akan pernah menjadi Negara maju. Maksud dari pernyataan kami tidak sama sekali mengarah kepada merendahkan tukang becak namun seringkali kita amati para tukang becak menunggu penumpang yang datang  bersikap seolah pasrah menunggu rezeki yang menjemput mereka. Padahal seharusnya mereka yang menjemput rezeki.